Redaksi24,Halteng– Desa Lukolamo Kecamatan Weda Tengah, kabupaten Halmahera Tengah dan sekitarnya merupakan daerah potensi banjir dan sudah sering terjadi setiap tingginya curah hujan, namun pada periode bulan ini, curah hujan sangat memang sangat tinggi dengan durasi yang cukup lama menyebabkan meluapnya air sungai Kobe, Sungai Sagea dan Sungai Waleh. Belum lagi ditambah dengan Penyumbatan drainase dan daya dukung serapan air yang sudah berubah menjadi pemukiman, kos-kosan dan tempat usaha.
Dari data yang sampaikan pemerintah setempat menyebutkan, jumlah pemukiman yang dilanda banjir sebanyak 378 unit dan 104 kos-kosan dan 98 unit tempat usaha. Sedangkan jumlah fasilitas umum yang tergenang banjir sebanyak 16 unit terdiri dari sekolah sebanyak 10 unit aan rumah ibadah 6 unit, kerusakan pipa dan instalasi air bersih, dan jaringan listrik yang menyebabkan aktivitas sekolah, ibadah dan penerangan listrik dihentikan sementara waktu.
Pj Bupati Halmahera Tengah, Ikram M Sangadji mengatakan, jumlah pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan berjumlah 96 orang terdiri dari bayi, balita dan anak-anak sebanyak 64 orang dan 32 orang dewasa dimana penyakit yang diderita gatal, batuk pilek dan demam. Penanganan kesehatan didukung 25 tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Halmahera Tengah (Puskesmas Weda Tengah dan Weda Utara), Klinik PT. WIP dan Nakes dari RSUD Weda.
Pasca Banjir
Pj. Bupati Halmahera Tengah Ikram M Sangadji pada Jumat sore (26/07/24) langsung melakukan rapat koordinasi di masjid Raya Weda Tengah. Rapat itu dihadiri Dandim 1215 Weda, Wakapolres dan Kejari Halmahera Tengah serta melibatkan UPT Kementerian PUPR wilayah provinsi Maluku Utara, Unit PLN Weda, Dinas PUPR Maluku Utara, OPD Pemda Halmahera Tengah, Camat dan Kepala Desa, dan para relawan.
Dari hasil rapat koordinasi terpadu diputuskan bahwa batas Tanggap Darurat akan berakhir pada tanggal 27 Juli 2024 dan pemulangan pengungsi akan dimulai pada 26 Juli pukul 17.00 wit.
Dari musiba banjir ini, bantuan juga banyak diterima mulai dari makanan, minuman, pakaian, perlengkapan pengungsian, dan Obat Obatan, serta logistic dan peralatan Lainnya yang berasal dari 89 perorangan, 25 Kelompok Masyarakat, 5 Pemerintah Daerah, 8 Unit Kerja Pemerintah Pusat, TNI-Polri, PT. IWIP, PT. Tekindo dan 4 Perusahaan Tambang Skala Menengah.
Sedangkan Bantuan logistik meliputi beras, minyak goreng, telur, mie instan, susu bayi dan balita, makanan ringan, minuman mineral, pakaian bekas untuk bayi dan balita, serta anak- anak, dan dewasa, serta makanan siap saji yang dipasok setiap hari mencapai 6.500 unit.
Penanganan fisik Pasca Banjir
Penanganan fisik paca banjir ditetapkan dua strategi yaitu jangka pendek dan jangka panjang, untuk jangka pendek pertama yaitu, sodetan dan pengerukan lumpur dan sedimentasi di badan dan muara Sungai Kobe kedua perbaikan jaringan air bersih dan instalasi listrik (diberikan waktu 3 hari dari tanggal 26 Juli 2024), serta preservasi jalan raya sepanjang 6,7 meter ruas jalan Lukulamo-Lelilef, perbaikan sekolah dan rumah ibadah yang rusak ringan. Penanganan jangka panjang telah dimasukan dalam program tahun 2025 baik melalui APBN dan APBD provinsi dan kabupaten Halmahera Tengah, serta pihak perusahaan pertambangan dengan porsi PT. IWIP 70%.
Hasil rapat koordinasi disepakati PT. IWIP melaksanakan pekerjaan jangka pendek penanganan sungai dan jalan, sedangkan fasilitas pendidikan dan kesehatan Oleh Pemda Halmahera Tengah, Unit Kerja Kementerian PUPR di provinsi Maluku Utara akan membantu akselerasi perizinan pusat baik jangka pendek (Surat Pemberitahuan telah disampaikan Oleh Pemda Halmahera Tengah ke PT. IWIP) dan jangka panjang (akan dibahas lanjut).
“atas nama pemerintah daerah kabupaten Halmahera Tengah mengucapkan terima kasih kepada Kapolda Maluku Utara dan Kapolres Halmahera Tengah, serta jajarannya, Danrem Ternate dan Dandim 1512 Weda, Kejari Weda dan Pimpinan OPD DHarma wanita relawan, serta Jurnalis TV dan Online dan masyarakat yang ikut membantu.
Sebelumnya, banjir itu melanda sebagian wilayah di 4 desa Lukulamo, Waikob, Waijarana, dan Kulojaya kecamatan Weda Tengah mulai terjadi pada Minggu 21 Juli 2022 pukul 01.00 WIT yang ditandai dengan meluapnya Sungai Kobe yang melintasi 4 desa tersebut. Sedangkan di desa Sagea dan Trans SPI Waleh mulai terjadi pada Minggu, 21 Januari 204 pukul 03.00 WIT.
Ketinggian banjir tidak merata namun diperkirakan antara 0,5 — 2,5 meter sehingga sebagian masyarakat harus mengungsi ke daerah ketinggian di sekitar desa dan sebagian dievakuasi oleh petugas BPBD, TNI-POLRI, relawan baik dari kelompok Masyarakat dan karyawan PT. IWIP yang secara sukarela bekerja menyelamatkan masyarakat.
Proses evakuasi itu dilakukan selama 2 hari yaitu menggunakan peralatan penyelamatan dari BPBD Halmahera Tengah dan PT. WIP dengan pos pengungsian yang ditetapkan oleh Pj. Bupati Halmahera Tengah yaitu Mako Kodim 1512 Weda, Pos Mako Brimob Lelilef, Masjid Raya Waibulan, Gereja Pantekosta Lelilef, dan Pos Lukulamo, serta SD Sawai Itepo.
Total saat jumlah pengungsi saat itu mencapai 2.372 orang terdiri dari bayi dan balita 473 orang, anak-anak dan remaja 798 orang dan dewasa 1.101 orang dan dari jumlah tersebut pengungsi wanita sebanyak 1.471 orang dan lelaki 901 orang. Data tersebut tidak termasuk pengungsi yang menempati rumah keluarga. Hingga saat ini aktivitas warga sudah Kembali normal. (hum)
Tinggalkan Balasan