Ribuan Hafiz Lahir dari Pesantren yang Didukung Haji Robert
- account_circle Redaksi
- calendar_month Ming, 21 Sep 2025
- visibility 50
- comment 0 komentar

Redaksi 24 – Depok – Dua dekade bukan waktu yang singkat. Namun, sejak 2003, Haji Robert Nitiyudo Wachjo menapaki jalan pengabdian yang ia pilih sendiri: membangun generasi Qur’ani melalui Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Ulumul Qur’an di Depok, Jawa Barat. Bersama pembina pesantren, Ustaz Jamaluddin Rojam, Haji Robert merintis pesantren yang kini menjadi rumah bagi ribuan santri.
Di pesantren ini, ada dua lembaga yang berjalan berdampingan. Pesantren puteri menampung lebih dari 700 santriwati, dibimbing oleh sekitar 160 pengajar. Sementara itu, pesantren putra menaungi lebih dari 1.000 santri. Ribuan penghafal Al-Qur’an telah lahir dari pesantren ini, menjadi buah nyata dari kerja panjang yang dimulai lebih dari dua puluh tahun lalu.
Fasilitas yang tersedia menunjukkan keseriusan Haji Robert dalam menghadirkan kenyamanan belajar. Ia membangun masjid, ruang kelas, dan asrama yang layak. Sarana olahraga pun lengkap, dari stadion sepak bola, lapangan futsal, basket, hingga badminton.
Kesehatan para santri juga tak luput dari perhatiannya. Klinik umum dengan tenaga dokter, obat-obatan, hingga klinik gigi hadir di dalam kompleks pesantren. Semua infrastruktur itu, kata pihak pesantren, adalah amal jariyah Haji Robert yang dikerjakan dengan penuh kasih sayang.
Bagi para santri, keberadaan Haji Robert bukan sekadar nama besar seorang dermawan. Sosoknya mereka kenal sebagai orang tua. Hal itu diungkapkan oleh pimpinan pesantren, Jamaluddin Rojam.
“Pak Haji memberikan bukan hanya materi, tetapi juga kasih sayang. Kami menganggap beliau sebagai orang tua. Sejak pesantren ini berdiri, semua fasilitas dari asrama, klinik, hingga wakaf tanah yang jika digabungkan mencapai 4,5 hektare merupakan bukti kecintaan beliau kepada para penghafal Al-Qur’an,” tutur Rojam.
Inspirasi Haji Robert dalam membangun pesantren berasal dari pesan gurunya, almarhumah Hj Taajus Sa’adah Sukmaya. Dari gurunya itu, ia belajar mencintai para penghafal Al-Qur’an. Pesan sederhana itu terus ia pegang hingga kini, menjadi komitmen yang tak tergoyahkan lebih dari dua dekade.
“Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Ulumul Qur’an terus melahirkan generasi Qur’ani yang bukan hanya menghafal, tetapi juga mengamalkan serta menyebarkan cahaya Al-Qur’an ke masyarakat luas, insya Allah,” kata Rojam.
- Penulis: Redaksi
Saat ini belum ada komentar